Kota Serang, Beritanew.id – Tingginya volume kendaraan yang melintas di ruas Jalan Raya Palima – Pakupatan terutama di perlintasan pintu kereta api Bogeg mengakibatkan macet parah pada jam – jam tertentu, apa lagi saat akan melintasi perlintasan pintu kereta api Bogeg, dimana sopir harus menginjak rem memperlambat laju kendaraannya yang mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang.

Untuk mengatasi kemacetan yang terjadi hampir setiap hari itu, pemerintah provinsi Banten, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) provinsi Banten merencanakan geometrik jalan dan membangun Plyover.

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang menitik beratkan pada alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yang memberikan kenyamanan yang optimal pada arus lalu lintas sesuai dengan kecepatan yang direncanakan.

Secara umum perencanaan geometrik terdiri dari aspek-aspek perencanaan trase jalan, badan jalan yang terdiri dari bahu jalan dan jalur lalu lintas, tikungan, drainase, kelandaian jalan, serta galian dan timbunan. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan, adalah dihasilkannya infrastruktur yang aman, efesien dalam melayani arus lalu lintas, serta memaksimalkan rasio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan.

“rencananya, dari mulai jembatan kecil yang percis di depan gerbang masuk gedung DPRD kota Serang itu jalannya akan di luruskan hingga seberang jalan rel kereta api yang sudah di cor beton,” kata Cecep, kepala UPT PJJ Seragon yang di dampingi Beny, kepala Seksi pemeliharaan jalan, kepada wartawan di ruang kerjanya.

Cecep mengatakan, jalan perlintasan kereta api Bogeg hingga saat ini menjadi perhatian serius UPT PJJ Seragon, karena seringnya terjadi kemacetan pada jam-jam tertentu.

“untuk saat ini, sebelum dilakukan pembangunan kita selalu melakukan pemeliharaan rutin dan di lakukan tambal sulam,” ungkapnya.

Hal yang sama juga di katakan Beny, kasi pemeliharaan jalan pada UPT PJJ Seragon, kerusakan jalan di perlintasan kereta api Bogeg selalu menjadi atensi, dan pemeliharaan rutin yang menjadi kewenangan UPT PJJ Seragon selalu di lakukan tepat waktu.

“kemungkinan kerusakan jalan yang masih pakai aspal sepanjang kurang lebih 50 meter itu, karena sering di lalui kendaraan yang melebihi tonase, apa lagi truk pasir yang masih basah, tapi sebelum jalan itu di bangun kita akan melakukan pemeliharaan rutin,” kata Beny.

Rencana geometrik jalan perlintasan kereta api Bogeg harus melibatkan berbagai pihak, termasuk pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) DAOP Banten.

“harus duduk bersama dengan PT KAI DAOP Banten, kita harus tahu apakah PT KAI akan ada pembangunan double track, sehingga kalau jalannya di bangun nantinya tidak menghambat rencana PT KAI kedepan,” ujarnya.

Sementara itu, Arlan Marzan ST, kepala Dinas PUPR Banten, ketika di hubungi melalui telepon selulernya mengakui bahwa, solusi kemacetan di jalan perlintasan kereta api Bogeg adalah di bangun Plyover dan geometrik jalan dengan cara jalan yang berbelok di luruskan.

“kita sudah merencanakan membangun plyover di pintu perlintasan kereta api Bogeg, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan terlaksana,” kata Arlan.

“Saat ini, kita tinggal menunggu pembebasan lahannya saja, kalau sudah beres dengan pembebasan lahannya, kita langsung lakukan pembangunan plyover,” ujar Arlan menambahkan.

Arlan juga mengatakan, kriteria jalan yang berkeselamatan dan berwawasan lingkungan akan dapat dicapai melalui perencanaan jalan, terutama perencanaan geometrik jalan, baik pembangunan jalan baru maupun perbaikan desain geometrik terhadap jalan eksisting.

“intinya, PUPR provinsi Banten akan selalu memberikan yang terbaik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui perbaikan jalan yang berkeselamatan dan berwawasan lingkungan,” tuturnya. (Pesta. S)

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi